Senin, 21 Maret 2011

Air Borne Diseases ”TB Paru”

A. Definisi

- Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.

- Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, khas ditandai dengan terjadinya pembentukan granuloma dan nekrosis. Infeksi ini paling sering mengenai paru, akan tetapi dapat juga meluas mengenai organ-organ tertentu.

- Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Tuberkulosis atau yang biasa disebut dengan TB Paru adalah suatu infeksi di daerah paru ( terkadang juga menyerang organ-organ lain, namun kebanyakan menyerang organ paru) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ditendai dengan pembentukan granuloma dan nekrosis

Diagnosis pasti TB paru didapat dari pemeriksaan mikroskopis adanya basil tuberkulosis dan kultur kuman pada media tertentu yang memakan waktu berminggu-minggu. Pada pemeriksaan mikroskopis sering terjadi false negatif karena tidak berhasil menemukan kuman pada sampel. Alternatif diagnosis yang lain adalah pemeriksaan radiologis dan uji serologis.

• Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.

1. Gejala umum (Sistemik)
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus (Khas)
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

B. Epidemiologi
I. Frekuensi
Di Indonesia, peyakit TBC menempati peringkat kedua penyebab kematian terbesar setelah penyakit jantung dan pembuluh darah (Yulianto, 2007). Setiap tahunnya terjadi 140.000 kematian yang diakibatkan oleh TBC. Menurut WHO, satu penderita TBC bisa menular kepada 10 – 15 orang yang sehat. WHO memperkirakan pada tahun 2005, 34% penderita TBC di dunia berada di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2007). Pada banyak kasus, kuman TBC menyerang paru (penyakit TB paru) manusia pada usia antara 15-54 tahun. Pada usia ini, penurunan produktifitas dari penduduk dapat menurunkan pertumbuhan dan perkembangan negara tersebut.
Di Indonesia tahun 2001 diperkirakan 582 ribu penderita baru atau 271 per 100 ribu penduduk, sedangkan yang ditemukan BTA positif sebanyak 261 ribu penduduk atau 122 per 100 ribu penduduk, dengan keberhasilan pengobatan diatas 86 % dan kematian sebanyak 140 ribu. Jumlah penderita di Indonesia ini merupakan jumlah persentase ketiga terbesar di dunia yaitu 10 %, setelah India 30 % dan China 15 %.

II. Distribusi
1. Orang : Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Dalam hal yang lebih spesifik, orang yang dominan rentan akan terinfeksi adalah orang yang sering melakukan aktivitas bersama pasien yang positif Tb paru.
2. Tempat : Lingkungan tempat tinggal atau rumah menrupakan tempat yang perlu di waspadai dalam penyebaran infeksi TB paru. Karena lrumah merupakan tempat yang paling banyak di habiskan untuk beraktivitas oleh seseorang setiap harinya. Selain rumah, tempat kerja ataupun sekolah merupakan tempat nomor dua yang perlu diwaspadai. Selain beraktivitas di rumah, seseorang akan sering menghabiskan waktu di tempat kerja maupun sekolah.
3. waktu : Waktu dimana orang melakukan aktivitas setiap harinya. Sehingga berkemungkinan mereka beraktivitas bersama orang yang telah positif dengan Tb paru.


III. Faktor Determinan
Penularan TB sangat dipengaruhi oleh masalah lingkungan, perilaku sehat penduduk, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan. Masalah lingkungan yang terkait seperti masalah kesehatan yang berhubungan dengan perumahan, kepadatan anggota keluarga, kepadatan penduduk, konsentrasi kuman, ketersediaan cahaya matahari, dll. Sedangkan masalah perilaku sehat antara lain akibat dari meludah sembarangan, batuk sembarangan, kedekatan anggota keluarga, gizi yang kurang atau tidak seimbang, dll. Untuk sarana pelayanan kesehatan, antara lain menyangkut ketersediaan obat, penyuluhan tentang penyakit dan mutu pelayanan kesehatan.

C. Etiologi

Bakteri M. tuberculosis pertama kali ditemukan oleh Robert Koch (Jawetz et al.,2008). Mycobacterium non pathogen merupakan mikroflora normal dalam tubuh. Bakteri M. tuberculosa merupakan bakteri patogen berbentuk batang non-motil yang sering menginfeksi manusia. Bakteri M. tuberculosa memiliki panjang 2-4 μm dan lebar 0.2-0.5 μm. Sifatnya yang obligat aerob menjadi sebab bakteri ini sering berkoloni di lobus atas paru yang merupakan daerah dengan aliran udara maksimal (Todar, 2009).
M. tuberculosis dikenal juga sebagai bakteri Batang Tahan Asam. Sifat hidrofobik permukaan selnya menyebabkan bakteri ini tahan terhadap zat kimia seperti asam dan basa (Jawetz et al., 2008). Dalam media Lowenstein-Jensen koloni M. tuberculosa berbentuk kecil kekuningan. Pewarnaan dengan Ziehl-Neelsen memberikan warna merah muda dalam pemeriksaan miksroskopis. Warna merah muda berasal dari carbol fuchsin yang terkandung dalam Ziehl-Neelsen. Untuk memeriksa secara mikroskopis, dibutuhkan 10.000 bakteri per ml sputum dengan perbesaran 100 x (Todar, 2009).

D. Mekanisme Penularan
Cara penularan TB paru dapat terjadi secara langsung melalui percikan dahak yang mengandung kuman TB, terisap oleh orang sehat melalui jalan napas dan kemudian berkembang biak di paru. Dapat juga terjadi secara tidak langsung bila dahak yang dibatukkan penderita ke lantai atau tanah kemudian mengering dan menyatu dengan debu, lalu beterbangan di udara; bila terisap orang sehat akan dapat menjadi sakit. Berdasarkan cara-cara penularan ini, TB paru juga dimasukkan dalam golongan airbone diseas

E. Cara Penanggulangan
1. Mencari pasien baru yang dicurigai terinfeksi penyakit TB paru dengan cara survey.
2. Pengobatan dan Isolasi pasda pasien yang positif mengidap TB paru.
3. Pengawasan ketat pada pasien positif Tb paru selama masa penyembuhan / pengobatan.
4. Pendidikan perilaku sehat pada masyarakat sehingga sanitasi dan higiene lingkungan tempat tinggal masyarakat terbebas oleh Mycobacterium tuberculosis.
5. Perbaikan gizi dan sanitasi pada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk membentuk imunitas pada diri seseorang.
6. Pemberian Vaksin pada orang yang sehat.

F. Daftar Pustaka

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16379/4/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3448/1/paru-amira.pdf

http://www.tbindonesia.or.id/pdf/BPN_2007.pdf

http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/90/jiptummpp-gdl-s1-2005-taufikkurr-4453-PENDAHUL-N.pdf

http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/BSukana2_3.pdf
http://www.tbindonesia.or.id/pdf/Jurnal_TB_Vol_3_No_2_PPTI.pdf

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_DiagnosisTuberkulosisParu.pdf/05_DiagnosisTuberkulosisParu.html

http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html

http://www.scribd.com/doc/28000255/Pato-Penularan-Tuberculosis-Paru-Terjadi-Karena-Kuman

http://staff.ui.ac.id/internal/0107050183/material/PATO_DIAG_KLAS.pdf

http://piofamul.com/wp-content/uploads/2010/09/pharamceutical-care-tubercolusis1.pdf

http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/164282908201005551.pdf

Rr Wulan P
E2A009077
Reg 1 2009

Minggu, 20 Maret 2011

Food and Water Borne Dieases "THYPOID DIEASES"

A. Definisi

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Typhoid merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang organ pencernaan ( terutama usus halus) yang di sebabkan oleh bakteri Salmonella typhosa. Penyakit ini dapat menular melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut secara “faeco-oral”.

Manifestasi Klinik
Masa tunas typhoid 10 – 14 hari a. Minggu I pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut. b. Minggu II pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.

Gejala – gejala penyakit typhoid :
1. Masa Permulaan (~7 hari)
• Febris makin naik
• Lemah/ fatique (lebih berat dari penyakit febris lain)
• Diare (enterocolitis) pd 10 – 20% (lebih pd anak)
• Anoreksia
• Bradikardi relatif (dibanding dgn takikardi febri tinggi)
• Ruam “rose spot”. Pada 30% kulit “putih”, biasanya < 5 becak , warna merah/orange, Makuko-papapular, Diameter1 – 4 cm lebih pada tubuh, hilang ssdh 5 hari.
2 Masa Penyakit: minggu ke2 mirip sindroma “influenza”
• Febris makin tinggi (39° - 40°C) & lebih sinambungan
• Bercucuran keringat / diaphoresis [> paracetamol TD]
• Nyeri kepala frontal
• Batuk kering
• Anoreksia / mual
• Perut kembung atau sakit (20 – 40%)
• Lemah (mungkin juga dari paracetamol: Awas! TD)
• Konstipasi / sembelit (berhari-hari, pembesaran limpa Peyers,bukan karena “tidak makan”)
• Hepatomegali (di RI lbh sering drpd hepato-splenomegali)
3. Masa Lanjuntan: minggu ke3
• Makin buruk/toksik
• Lemah serta myalgia
• Febris tinggi & sinambungan
• Abdomen makin kembung,
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
• Miokarditis: takipnea, rales paru
• Makin Apati, Lethargi, Delirium, Psikosis, Somnolen, Semikoma & Konvulsi


B. Epidemiologi
I. Frekuensi : Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia, Afrika, Amerika latin, Karibia, dan Oceania, termasuk Indonesia penyakit yang masih tergolong endemik di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui makanan dan minuman ini, disebabkan oleh kuman S. typhi. Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 2002 sekitar 16 juta per tahun, 600.000 di antaranya menyebabkan kematian. Di Indonesia kasus demam tifoid telah tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah. Di Indonesia insidens penyakit tersebut tergolong masih tinggi. Penyakit tersebut diduga erat hubungannya dengan hygiene perorangan yang kurang baik, sanitasi lingkungan yang jelek (misalnya penyediaan air bersih yang kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran manusia yang kurang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan makanan dan minuman yang belum sempurna), serta fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.3 Di Indonesia, prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi proses tumbuh kembang, produktivitas kerja, prestasi kerja atau belajar, karena bila penderita terkena penyakit ini setidaknya akan mengurangi jam kerja antara 4-6 minggu.

II. Distribusi : Proses penyebaran suatu penyakit dapat ditinjau dati tiga hal,yaitu :
1. Orang : Penyebaran penyakit Typhoid dilihat dari segi orang, yang dimaksud adalah sekelompok orang yang berisiko terpapar bakteri Salmonella typhosa. Lebih spesifik lagi adalah orang – orang yang memiliki perilaku kebersihan yang buruk, contohnya memakai alat minum secara bergantian, apalagi salah satu diantara mereka dinyatakan oleh dokter positif terjangkit penyakit typhoid, misalnya anggota keluarga yang lain. Penyakit ini tidak membedakan jenis kelamin, baik pria maupun wanita dapat terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhi. Berdasarkan perbandingan umur, kelompok umur 12-30 tahun sebanyak 70-80%, pada umur 31 – 40 tahun sebesar 10-20% dan lebih dari dari 40 % Sebesar 5-10%.
2. Tempat : Penyakit Typhoid dilihat dari segi orang, yang dimaksud adalah tempat atau lokasi yang berisiko terpapar bakteri Salmonella typhi. Misalnya rumah dan tempat kerja atau sekolah. Rumah merupakan tempat yang paling perlu diwaspadai terjadinya penyebaran bakteri Salmonella typhi, karena di rumahlah sering terjadi perturangan alat makan dan minum. Tempat kedua adalah tempat kerja atau sekolah. Biasanya lokasi yang tepat adalah kafetaria. Dimana kafetaria inilah terjadi peristiwa yang sama dengan perilaku yang terjadi di rumah.
3. Waktu : Penyakit Typhoid dilihat dari segi orang, yang dimaksud adalah waktu dimana seseorang berisiko terpapar bakteri Salmonella typhi. Setiap hari, orang pasti melakukan aktivitas. Salah satu aktivitas mereka pasti memiliki risiko terpapar oleh bakteri tersebut. Waktu yang dimaksud adalah waktu dimana seseorang melakukan aktivitas makan dan minum. Misalnya pada saat makan siang di kafetarian tempat kerja atau sekolah.

III. Faktor Determinan :
a. Faktor Host.
Manusia merupakan satu – satunya sumber penularan bakteri Salmonella typhi, melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan seorang penderita demam carrier kronis. Tramisi bakteri terjadi dengan cara menelan makanan atau air yang terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi Salmonella typhi. Selain itu, tranmisi kongental dapat terjadi secara transplansental dari seorang ibu yang mengalami bakteriemia (beredar bakteri dalam darah) kepada bayi dalam kandungan atau tertular pada saat dilahirkan oleh seorang ibu yang merupakan carrier demam typhoid dengan rute fekal oral, seseorang yang telah terinfeksi Salmonella typhi menjadi carrier kronis dan mengekresikan bakeri selama beberapa tahun.(Soegijanto,2002)
b. Faktor Agent
Salmonella typhi dapat hidup dan menginfeksi tubuh manusia. Untuk menimbulkan infeksi diperlukan Salmonella typhi sebanyak 105- 109 yang tertelan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Jumlah Salmonella typhi yang tertelan akan mempengaruhi masa inkubasinya, dimana semakin banyak Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh, maka semakin singkat masa inkubasi demam typhoid.(Tumbelaka,2003)
c. Faktor Lingkungan
Demam ini merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara meluas di daerah tropis terutama didaerah dengan sumber air yang tidak memadai dan standar higiene dan sanitasi rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran demam typhoid dari segi sosial adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sanitasi dan higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. ( Soegijanto,2002)

C. Etiologi

Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

Salmonella typhi merupakan mikro-organisme bakteri gram negative yang motil, bergerak dengan rambut getar, bersifat aerob dan tidak membentuk spora. Bakteri ini hidup baik di dalam suhu tubuh manusia maupun suhu yang rendah sedikit serta mati pada suhu 70 0C maupun oleh anti septik. Bakteri ini mempunyai beberapa komponen antigen, yaitu :
1. Antigen O (Somotik)
2. Antigen H (flagel)
3. Antigen Vi (Virulen)
4. Protein membran heloin.
Ketiga antigen tersebut dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga macam anti bodi yang lazim disebut aglutinin (Ngastiah,2002)


D. Mekanisme Penularan
Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.Selanjutnya bersama cairan empedu diekskresikan secara intermiten ke dalam lumen usus, sebagian kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus. Melalui feses inilah disebarkan melalui ai yang rendah sanitasinya serta melalui beberapa serangga seperti kecoa dan lalat yang menempel pada makanan kita.

E. Cara Penanggulangan
Pencengahan adalah upaya- upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian akibat demam tifoid.
a. Pencengahan Primer
Pencengahan ini merupakan upaya yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan timbulnya faktor penyebab demam tifoid pada seseorang yang dalam keadaan sehat. Pencengahan ini dilakukan dengan cara imunisasi dengan pemberian vaksin yang dibuat dari strain Salmonella typhi yang dilemahkan, mengkonsumsi makanan sehat agar meningkatkan daya tahan tubuh, memberikan pendidikan kesehatan untuk menerapakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mencuci tangan sebelum menyiapakan dan memakan makanan dan menjaga kesehatan lingkungan. (WHO,2003)
b. Pencengahan Sekunder
Pencegahan ini bertujuan untuk menemukan kasusu-kasus secara dini dan pengobatan yang tepat, antara lain dengan cara :
- Pencarian penderita maupun carrier sedini mungkin
- Perawatan penderita dengan cara isolasi dan pengobatan selama 7-14 hari.
- Penderita diharuskan mengkonsumsi makanan yang berbentuk cair, tinggi protein, lembut dan mudah dicerna seperti bubur.

F. DAFTAR PUSTAKA

http://moveamura.files.wordpress.com/2010/04/askep-pada-klien-dengan-thypoid.pdf

http://cnennisa.files.wordpress.com/2007/08/demam-thypoid.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitimuasar-5257-2-bab2.pdf

www.fk.uwks.ac.id/.../Demam%20Tifoid%20_%20Infeksi%20Lain%20dari%20Salmonella.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-iistaurita-5371-2-babii.pdf

http://files.artikelkesehatan.webnode.com/200000024-11b8012b1b/Commnicable%20Disease.pdf

http://eprints.undip.ac.id/8069/1/Henry_Sanrtoso.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14687/1/10E00291.pdf

http://www.litbang.depkes.go.id/download/regulasi/KMK_155_2007_PEDOMAN_TATALAKS_FLU_BRG.pdf

- Tumbelaka, A.R,2003.Tata laksana Demam tifoid Pada Anak.Pediatrics Update. Balai Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, FKUI.Jakarta.

- Soegijanto, S, 2002. Demam Tifoid. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Edisi Pelaksanaanya. Edisi Pertama. Salemba Medika. Jakarta.


Rr Wulan P
E2A009077
Reguler I

Kamis, 16 Desember 2010

KEJADIAN LUAR BIASA

A. PENGERTIAN
Kejadian Luar Biasa (KLB) atau sering disebut juga wabah. Kedua kata tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, yaitu :

•Menurut UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Wabah penyakit
menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka.

•Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 949/Menkes/SK/VIII/2004, Kejadian
Luar Biasa (KLB) adalah suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu

Dari pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa KLB atau wabah adalah terjadinya peningkatan jumlah masalah kesehatan di masyarakat (terutama penyakit) yang menimpa pada kelompok masyarakat tertentu, di daerah tertentu, dan dalam periode waktu tertentu

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup KLB tidak hanya sebatas pada penyakit infeksi menular saja, ada tiga kategori penyakit yang masuk dalam KLB, yaitu:
1. Penyakit menular :misalnya Flu Burung (Avian Influenza)
2. Penyakit tidak menular :misalnya gizi buruk, keracunan makanan, keracunan pestisida
3. bencana alam disertai dengan wabah penyakit : misalnya bencana alam banjir yang menimbulkan penyakit Leptospirosis (penyakit kencing tikus)

C. KRITERIA KEJADIAN LUAR BIASA
Kriteria tentang KLB ini mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/ 91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Berdasarkan kriteria tersebut, suatu kejadian dapat dinyatakan luar biasa apabila:

1. Muncul suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.

2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut – turut (jam, hari, minggu)menurut jenis penyakitnya.

3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya.

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

D. HERD IMMUNITY
Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok adalah tingkat kekebalan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Hal ini dapat disamakan dengan tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut. Demikian pula dengan herd immunity, makin banyak proporsi penduduk yang kebal berarti makin tinggi tingkat herd immunity-nya hingga penyebaran penyakit menjadi semakin sulit. Konsep kekebalan kelompok (Herd Immunity) didasarkan pada pemikiran yang menyatakan bahwa jika massa (suatu populasi/kelompok) dilindungi dengan ketat melalui imunisasi, peluang munculnya epidemic besar dapat dikurangi sesedikit mungkin.
Kekebalan kelompok (Herd Immunity) juga dianggap sebagai resistensi yang dimilik suatu populasi atau kelompok (massa) terhadap infasi dan penyebaran penyakit infeksi. Kekebalan kelompok bergantung pada tingkat resistensi yang di miliki suatu populasi terhadap suatu penyakit menular dimana proporsi anggota kelompok tidak dapat diserang penyakit ini cukup tinggi. kekebalan kelompok membentuk halangan terhadap penyebaran penyakit melelui populasi. Berkurangnya jumlan orang yang rentan akan menghentikan penyebaran penyakit di dalam sebuah kelompok.

E. PENCENGAHAN
Pencegahan suatu kLB atau wabah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah
* Pengumpulan data
* Analisa data
* Penarikan kesimpulan
b.Melakukan Penyelidikan Wabah
* Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan wabah
* Mengetahui Sumber Penularan
* NMengetahui Etiologi
* Mengetahui sifat penularan
c.Melaksanakan penanganan keadaan wabah
* Ditujukan kepada penderita
* Ditujukan kepada masyarakat
* Ditujukan kepada lingkungan
* Etiologi / Agent
d.Penanggulangan sumber pathogen
* Singkirkan sumber kontaminasi
* Hindarkan orang dari paparan
* Inactivasi / neutralisasi pathogen
* Isolasi dan/atau obati orang yang terinfeksi
e.Memutus rantai penularan
* Memutus sumber lingkungan
* Penanggulangan transmisi vector
* Tingkatkan sanitasi perorangan
f.Modifikasi respons penjamu (HOST)
* Immunisasi keluarga rentan
* Pemakaian chemotherapy
* Pencegahan.


F. ISTILAH - ISTILAH
Istilah dalam kejadian luar biasa
1.OUTBREAK adalah Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu
penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.

2.EPIDEMI adalah Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang
ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya
meningkat.

3.PANDEMIadalah Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),
frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah
mencakup wilayah yang luas.

4.ENDEMI adalah Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),
frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan
adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.

Rr WULAN P
E2A0009077
REGULER I

Jumat, 12 November 2010

Penyelidikan Epidemiologi

a. Penyakit Malaria
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh sekelompok parasit yang disebut plasmodium

Gejala penyakit malaria : demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan, berkeringat, sakit kepala.

Pencarian penderita malaria dapat dilakukan melalui unit – unit pelayan kesehatan, seperti puskesmas atau rumah sakit. Untuk mendukung data dari unit kesehatan, perlu dilakukan pemeriksaan jentik di rumah dan lingkungan sejauh 100 meter dari rumah penderita. Setelah mendapatkan data perlu dilakukan indentifikasi, sebagai berikut :
- menurut orang, Pengelompokan ini untuk mengetahui orang yang berisiko dan tidak berisiko. Dalam kasus ini, Orang yang berisiko adalah orang yang bertempat tinggal di daerah tempat tinggal penderita.
- Menurut tempat, Pengelompokan ini untuk mengetahui sumber penularan. Tempat ini merupakan tempat yang cocok bagi nyamuk Anopheles (sebagai vektor) untuk bisa hidup.
- Menurut waktu, Pengelompokan ini untuk mengetahui pola penularan penyakit. Pola penularan ini merujuk pada waktu dimana nyamuk Anopheles sering berkeliaran.

Untuk tindak lanjut, perlu dilakukan :
- Preventif dalam kehidupan sehari – hari. Pola preventif merupakan kunci utama untuk menghindari segala macam jenis penyakit. Mungkin sama dengan demam berdarah, yaitu melakukan 3M.
- Tindakan pengobatan. Misalnya dengan pemberian Chloroquine sebagai obat anti malaria, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia

b. Penyakit Campak
Campak (rubeola, campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.

Gejala klinis: Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar, Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat pada saat panas menurun, Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia, Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu, Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak.

Pencarian penderita campak dapat dilakukan dengan melihat gejala – gejala di atas pada orang yang di curigai menderita campak. Setelah mendapatkan data perlu dilakukan indentifikasi, sebagai berikut :
- menurut orang, Pengelompokan ini untuk mengetahui orang yang berisiko dan tidak berisiko. Dalam kasus ini, Orang yang berisiko adalah orang yang berinteraksi dengan penderita. Karena penularan ini melalui udara dari percikan ludah penderita.
- Menurut tempat, Pengelompokan ini untuk mengetahui sumber penularan. Tempat ini merupakan tempat dimana penderita sering melakukan aktivitasnya.
- Menurut waktu, Pengelompokan ini untuk mengetahui pola penularan penyakit. Pola penularan ini merujuk pada masa inkubasi penyakit campak.

Untuk tindak lanjut, perlu dilakukan :
- Preventif dalam kehidupan sehari – hari. Pola preventif merupakan kunci utama untuk menghindari segala macam jenis penyakit.
- Pemberian imunisasi pada orang yang berisiko terkena penyakit ini.
- Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.
- aga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya.
- Menjaga jarak dengna penderita bagi sesorang yang belum terkena campak.

c. Penyakit TB Paru
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru pasien dan kekebalan imun pasien berkurang, maka tuberkel akan menjadi banyak dan membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak).

Gejala umum pada penderita TB-paru ini biasanya sering batuk dengan disertai dahak dan nyeri pada bagian dada. Cara penularan penyakit ini melalui udara yang telah tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang di keluarkan oleh penderita saat batuk.

Pencarian penderita TB-paru dapat dilakukan melalui unit – unit pelayan kesehatan, seperti puskesmas atau rumah sakit. Setelah mendapatkan data mengenai penderita kemudian dilakukan indentifikasi. Dalam mengidentifikasi penyakit ini di perlukan dikelompokan menurut :
- Orang, Pengelompokan ini untuk mengetahui orang yang berisiko dan tidak berisiko. Dalam kasus ini, Orang yang berisiko adalah orang yang berinteraksi dengan pasien, terutama keluaraga pasien.
- Tempat, Pengelompokan ini untuk mengetahui sumber penularan. Berhubung pesien banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, sehingga dapat disimpulkan tempat penularan adalah rumah pasien.

Untuk tindak lanjut, maka diperlukan :
- Pengobatan yang rutin pada pasien yaitu dengan pengobatan selama 6 bulan. Pengobatan ini tidak boleh berhenti.
- Pengawasan pada pasien, hal ini bertujuan untuk menjaga pasien agar tidak lupa dalam mengkonsumsi obat selama masa pengobatan.
- Penyuluhan tentang Tuberkulosis pada penderita dan orang – orang yang berisiko terserang penyakit ini ( keluarga pasien )

d. Kematian Ibu
Kematian ibu adalah Kematian seorang wanita yg terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan. Penyebab kematian ibu diantaranya adalah pendarahan, infeksi, penyebab langsung, eklampsia, aborsi, dan penyebab langsung yang lain.

Pencarian penderita campak dapat dilakukan melalui unit – unit pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, maupun rumah sakit.

Untuk tindak lanjut, perlu dilakukan :
- Preventif dalam kehidupan sehari – hari. Pola preventif merupakan kunci utama untuk menghindari segala macam jenis penyakit.
- Penyuluhan untuk memperhatikan dan menjaga ibu yang sedang hamil.
- Perawatan oleh tenaga medis setelah 40 hari ibu melahirkan

e. Lahir Mati
Lahir mati adalah kematian janin di antara minggu ke 20 kehamilan (bulan ke 5) hingga kelahiran. Kematian disebabkan oleh kecacatan kelahiran, tali pusar jatuh (prolaps), masalah uri (plasenta), kesehatan ibu yang tidak baik.

Untuk tindak lanjut, perlu dilakukan :
- Preventif dalam kehidupan sehari – hari. Pola preventif merupakan kunci utama untuk menghindari segala macam jenis penyakit.
- Penyuluhan untuk memperhatikan dan menjaga ibu yang sedang hamil.
- Memperhatikan asupan gizi pada masa kehamilan.
- Tidak mengkonsumsi akohol, rokok, atau pun obat – obatan selain yang di berikan oleh dokter.

Daftar Pustaka

1. http://www.stp.dkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=152:mengenal-campak&catid=73:kesehatan&Itemid=112.diakses pada: 11 november 2010.semarang
2. http://www.infosihat.gov.my/penyakit/penyakitL/LahirMati.pdf
3. http://www.detikhealth.com/read/2010/10/12/173453/1462705/763/imunisasi-campak-dan-polio-gratis-serentak-di-11-provinsi?881104755
4. http://www.tamanbotani.com/penyakit/penyakit-malaria.html
5. Gandahusada, Prof. dr. Srisasi,dkk; 1998; PARASITOLOGI KEDOKTERAN; Jakarta; Balai Penerbit FKUI

Rr Wulan P
E2A009077
Reguler I 2009

Sabtu, 16 Oktober 2010

Epidemiologi dan peranannya didalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat

Bagi orang kesehatan kata epidemiologi tak akan asing lagi di telinga mereka. Kata epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu epi yang berarti tentang atau pada, demos berarti penduduk atau masyarakat, sedangkan logos berati ilmu atau ilmu pengetahuan. Jika di artikan menurut ketiga kata tersebut, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.

Namun dalam perkembangan yang terjadi pada masyarakat. Epidemiologi bukan hanya mempelajari tentang masyarakat saja, tetapi juga mempelajari tentang masalah – masalah yang ada di dalam masyarakat. Awalnya, masalah – masalah ini hanya sebatas pada masalah penyakit yang menular. Pada jaman itu, penyakit menular dapat teratasi, namun penyakit dalam masyarakat tidak hanya penyakit menular saja, ada juga penyakit yang tidak menular. Sehingga para ilmuwan pada jaman itu mengembangkan arti kata epidemiologi menjadi ilmu tentang masalah kesehatan manusia ( masyarakat ). Karena masalah kesehatan dapat mencakup berbagai hal. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan di masyarakat.

Dalam berjalannya waktu dan perkembangan jaman. Banyak ilmuwan yang memiliki definisi yang berbeda – beda, seperti :
 Greenwood ( 1934 ) yang menyatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.

 Brian Mac Mahon ( 1970 ) yang menyatakan bahwa “ Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man.”

 Wade Hampton Frost ( 1972 ) yang menyatakan bahwa Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular.

Dapat di artikan juga epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada mayarakat serta faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut di masyarakat.

Sebagai suatu disiplin ilmu, epidemiologi dapat dianggap sebagai ilmu dasar menyangkut mekanisme terjadinya penyakit dan fenomena kesehatan pada umumnya. Disamping itu, epidemiologi dapat jga dianggap sebagai ilmu terapan, yang memadukan ilmu-ilmu biomedik, biostatistika, dan bioteknohlogi untuk memecahkan persoalan-persoalan kesehatan, khususnya mencegah penyakit, disabilitas dan kematian. Dalam lingkungan rumah sakit, ilmu epidemiologi dapat menjembatani keinginan klinis untuk menerapkan ilmu biomedik dan bioteknologi dalam pengambilan keputusan klinik dan keinginan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan terjangkau pada saat dibutuhkan. (Amiruddin Ridwan,2006. Epidemiologi perencanaan dan pelayanan kesehatan. : Makassar)

Tujuan dalam mempelajari epidemiologi antara lain untuk 1)menjelaskan kejadian penyakit / masalah kesehatan melalui identifikasi "sebab" atau determinan dari penyakit tersebut. Dalam hal ini, epidemiologi digunakan untuk mencari titik atau sumber dari suatu penyakit. Sumber suatu penyakit merupakan hal terpenting, karena suatu penyakit dapat teratasi jika sumber penyebab penyakit tersebut dapat diketahui secara pasti serta ciri – ciri atau spesifikasi dari sumber penyakit tersebut. 2)memprediksi jumlah & distribusi kejadian penyakit / masalah kesehatan pada populasi tertentu. Jelas di tuliskan untuk memprediksi berarti memperkirakan jumlah vektor dan sejauh mana vektor tersebut dapat mendistribusikan penyakit dalam suatu populasi. Sehingga didapatkan luas daerah penyakit tersebut dan meninjau warga lain yang memungkinkan untuk terserang penyakit tersebut.

3)menggambarkan frekuensi, distribusi, pola, kecenderungan kejadian penyakit dan status kesehatan. Setelah mendapatkan hipotesis berupa prediksi, dapat di gambarkan frekuensi dan pola kecenderungan terjadinya wabah penyakit tersebut. Sehingga dapat menentukan strategi dalam menyelesaikan masalah kesehatan tersebut. 4)mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi. Ini merupakan akhir dari tujuan penerapan epidemiologi. Setelah mendapatkan data – data yang diperlukan, di harapkan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah kesehatan di suatu populasi. Solusi yang diberikan haruslah dapat mengendalikan penyebaran suatu penyakit sehingga penyakit tersebut tidak menyebar atau semakin meluas.

Peranan epidemiologi dalam memecahkan masalah kesehatan di masyarakat, contohnya dlam kejadian luar biasa demam berdarah. Seperti yang telah di utarakan dalam tujuan mempelajari epidemiologi. Langkah awal, kita harus mampu mencari tahu sumber penyakit demam berdarah, seperti ciri – ciri vektornya ( morfologi, habitat, kebiasaan, dll ). Contohnya penyakit demam berdarah ini ditularkan oleh vektor berupah nyamuk Aedes aegypti.

Vektor ini biasa hidup di daerah beriklim tropis, seperti Indonesia. Nyamuk in bersifat antropofilik atau senang sekali dengan manusia. Hanya nyamuk betina yang mengigit manusia. Biasanya di dalam rumah, terkadang juga diluar rumah. Nyamuk betina biasanya menggigit di siang hari sapi petang hari. Puncaknya setelah matahari terbit, sekitar pukul 08.00 – sampai 11.00 dan sebelum matahari tenggelam, antara pukul 15.00 sampai 17.00.

Penyakit Demam berdarah sering muncul pada saat musim penghujan. Penularan demam berdarah terjadi akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. betina yang sudah membawa virus dari ( dari famili flaviridae) dari penderita demam berdarah lain. Ciri morfologi dari nyamuk ini adalah skutum Aedes aegypti berwarna hitam dengan strip putih yang sejajar dibagian dorsal tengah yang diapit oleh dua garis melengkung berwarna putih, seperti yag ditunjukan oleh gambar dibawah ini.




Dan tempat tinggal nyamuk Aedes aegypti. didaerah gelapdan lembab. Nyamuk tersebut mempunyai dua habitat yaitu aquatic (perairan) untuk fase pradewasanya (telur, larva dan pupa), dan daratan atau udara untuk serangga dewasa. Walaupun habitat imago di daratan atau udara, namun juga mencari tempat di dekat permukaan air untuk meletakkan telurnya. Bila telur yang diletakkan itu tidak mendapat sentuhan air atau kering masih mampu bertahan hidup antara 3 bulan sampai satu tahun. Masa hibernasi telur-telur itu akan berakhir atau menetas bila sudah mendapatkan lingkungan yang cocok pada musim hujan untuk menetas. Terlur itu akan menetas antara 3 – 4 jam setelah mendapat genangan air menjadi larva.

Habitat larva yang keluar dari telur tersebut hidup mengapung di bawah permukaan air. Perilaku hidup larva tersebut berhubungan dengan upayanya menjulurkan alat pernafasan yang disebut sifon menjangkau permukaan air guna mendapatkan oksigen untuk bernafas. Habitat seluruh masa pradewasanya dari telur, larva dan pupa hidup di dalam air walaupun kondisi airnya sangat terbatas. Dengan pola pemilihan habitat dan kebiasaan hidup imago tersebut Ae. aegypti dapat berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air.

Cara penularan virus DBD adalah melalui cucukan stilet nyamuk Aedes betina terhadap inang penderita DB. Darah yang diambil dari inang yang menderita sakit mengandung virus DBD, kemudian berkembang biak di dalam tubuh nyamuk sekitar 8 -10 atau sekitar 9 hari. Setelah itu nyamuk sudah terinfeksi virus DBD dan efektif menularkan virus. Apabila nyamuk terinfeksi itu mencucuk inang (manusia) untuk mengisap cairan darah, maka virus yang berada di dalam air liurnya masuk ke dalam sistem aliran darah manusia. Setelah mengalami masa inkubasi sekitar empat sampai enam hari, penderita akan mulai mendapat demam yang tinggi.

Setelah mendapatkan data – data seperti diatas, kita mangidentifikasi para penderita. Identifikasi ini berupa mengetahui jarak tempat tinggal antara panderita satu dengan penderita lain serta lingkungan disekitar penderita. Hal ini untuk mengetahui jarak terbang vektor penyakit demam berdarah. Langkah selanjutnya, Menggambarkan pola distribusi penyakit demam berdarah. Hal ini bertujuan untuk menentukan luas area penyakit demam berdarah dan daerah yang berpotensi untuk teserang wabah demam berdarah, serta menentukan faktor – faktor penyebab wabah demam berdarah.

Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah. Beberapa diantaranya adalah faktor inang ( host ), faktor lingkungan ( enviroment ), faktor penular ( vektor ), serta patogen ( virus ). Faktor inang menyangkut kerentanan dan imunitasnya terhadap penyakit, sedangkan faktor lingkungan menyangkut kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim), kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk), dan jenis dan kepadatan nyamuk sebagai vektor penular penyakit tersebut. Menurut Suwarja (2007) kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti yang diukur melalui kepadatan jentik dan jumlah kontener sangat nyata pengaruhnya terhadap kasus penularan DBD. Meningkatnya kasus tersebut terkait erat dengan buruknya sanitasi lingkungan di daerah kejadian (kasus di Kota Semarang).

Dan langkah terakhir adalah menentukan pemecahan masalah yang tepat untuk penyakit demam berdarah. Pemecahan masalah yang tepat dapat memberikan harapan yang besar akan terselesainya masalah kesehatan di masyarakat. Dlam kasus demam berdarah, kita dapat menerapkan program 3M plus di wilayah tersebut. Ini bertujuan untuk membunuh larva – larva vektor. Suatu kegiatan yang sia – sia jika larva – larva ini tidak dibasmi. Karena fogging saja tidak cukup untuk membasmi vektor – vektor demam berdarah. Yang terpenting adalah perubahan perilaku masyarakat yang menuju kearah hidup bersih dan sehat, terutama dalam masalah imunitas.

Dapat disimpulkan peranan epidemiologi, dalam masalah kesehatan di masyarakat adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan dalam menyelesaikan masalah demam berdarah di suatu wilayah. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah kesehatan selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana pola penyebaran penyakit demam berdarah, serta kapan penyebaran penyakit tersebut terjadi.

Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran penyakit serta bilamana masalah kesehatan tersebut terjadi.

Rabu, 06 Oktober 2010

Mari berbLoGger agY...

Banyak akun-akun baru yang bermunculan di dunia internet. Dan semua akun tersebut membuat masyarakat menjadi kecanduan akan kehadirannya. Sebut saja salah satu aplikasi yang masih membuat masyarakat heboh,yaitu Facebook. Akun ini banyak diminati oleh kalangan baik kalangan anak-anak, remaja, atau bahkan kalangan orang tua.
Mereka memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam menggunakan facebook. Adanya sebagai sarana pertemanan, ada yang menggunakan sebagai sarana perdagangan, adanya hanya sekedar untuk bermain-main.
Tak hanya facebook yang membuat candu di masyarakat. akun Twitter pun di banjiri oleh orang-orang yang ingin bergabung. Jujur saja, saya belum mahir dalam mengelola akun ini. BAgi saya akun ini terlalu rumit. Bahkan teman saya yang hobi ber internetan mengakui akan kerumitan akun twitter.
Nah, kali ini saya kembali teringat akan akun blogger. Saya lupa jika saya memiliki akun ini. Jarang membuat tulisan-tulisan yang bermutu jadi saya jarang menggunakan akun ini. tujuan awal saya membuat pun karena tugas semasa saya SMA. Kali ini terulang kembali, karena tugas suatu mata kuliah saya jadi membuka kembali akun blog saya. Untungnya akun ini tidak diblockir oleh pengelolanya. Karena jika diblockir, saya harus kembali bersusah panyah membuat akun ini lagi.
Postingan nggak bermutu ini memang sengaja saya buat untuk menambah postingan-postingan di blog saya.

Rabu, 08 Juli 2009

BBF....keYen abiz...!!!

Wah,pasti udah nggak pada asing lagi ma drama asia satu ini.Gimana nggak???drama asia ini yang lagi booming banget di Indonesia.Ceritanya ngingetin kita sama meteor garden dulu.Sama persis alur ceritanya.Du;lu mburu banget poster,cd,majalah nya F4 asal taiwan.Sekarang yang diburu berita tentang F4 asal korsel ini.Sekarang aja aku lagi tergila-gila buat nyari cd-nya.Pengen banget dech,Ngulangi nonton tuh drama.Kalau aku punya cd-nya sendiri kan aku bisa nonton tuch drama sepuas hatiku.

Cerita dramanya bikin aku(yang udah bawaannya tukang khayal teyuz)jadi terhanyut dengan cerita yang bener-bener cocok dengan diriku yang tukang ngHayal ini.Buat nonton tuch drama lagi,aku dah berusaha nyari tuch drama biar bisa aku download.Tapi hasilnya,aku nggak nemuin gimana downloadnya.Aku cuma bisa liat aja,boros dong kalaukudu liat di internet teyus..

Kapan y,tuch cd bisa kaluar.Aku bener-bener pengen ngebet liat tuch film.Pengen tak puter terus-terusan.