Sabtu, 16 Oktober 2010

Epidemiologi dan peranannya didalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat

Bagi orang kesehatan kata epidemiologi tak akan asing lagi di telinga mereka. Kata epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu epi yang berarti tentang atau pada, demos berarti penduduk atau masyarakat, sedangkan logos berati ilmu atau ilmu pengetahuan. Jika di artikan menurut ketiga kata tersebut, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.

Namun dalam perkembangan yang terjadi pada masyarakat. Epidemiologi bukan hanya mempelajari tentang masyarakat saja, tetapi juga mempelajari tentang masalah – masalah yang ada di dalam masyarakat. Awalnya, masalah – masalah ini hanya sebatas pada masalah penyakit yang menular. Pada jaman itu, penyakit menular dapat teratasi, namun penyakit dalam masyarakat tidak hanya penyakit menular saja, ada juga penyakit yang tidak menular. Sehingga para ilmuwan pada jaman itu mengembangkan arti kata epidemiologi menjadi ilmu tentang masalah kesehatan manusia ( masyarakat ). Karena masalah kesehatan dapat mencakup berbagai hal. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan di masyarakat.

Dalam berjalannya waktu dan perkembangan jaman. Banyak ilmuwan yang memiliki definisi yang berbeda – beda, seperti :
 Greenwood ( 1934 ) yang menyatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.

 Brian Mac Mahon ( 1970 ) yang menyatakan bahwa “ Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man.”

 Wade Hampton Frost ( 1972 ) yang menyatakan bahwa Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular.

Dapat di artikan juga epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada mayarakat serta faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut di masyarakat.

Sebagai suatu disiplin ilmu, epidemiologi dapat dianggap sebagai ilmu dasar menyangkut mekanisme terjadinya penyakit dan fenomena kesehatan pada umumnya. Disamping itu, epidemiologi dapat jga dianggap sebagai ilmu terapan, yang memadukan ilmu-ilmu biomedik, biostatistika, dan bioteknohlogi untuk memecahkan persoalan-persoalan kesehatan, khususnya mencegah penyakit, disabilitas dan kematian. Dalam lingkungan rumah sakit, ilmu epidemiologi dapat menjembatani keinginan klinis untuk menerapkan ilmu biomedik dan bioteknologi dalam pengambilan keputusan klinik dan keinginan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan terjangkau pada saat dibutuhkan. (Amiruddin Ridwan,2006. Epidemiologi perencanaan dan pelayanan kesehatan. : Makassar)

Tujuan dalam mempelajari epidemiologi antara lain untuk 1)menjelaskan kejadian penyakit / masalah kesehatan melalui identifikasi "sebab" atau determinan dari penyakit tersebut. Dalam hal ini, epidemiologi digunakan untuk mencari titik atau sumber dari suatu penyakit. Sumber suatu penyakit merupakan hal terpenting, karena suatu penyakit dapat teratasi jika sumber penyebab penyakit tersebut dapat diketahui secara pasti serta ciri – ciri atau spesifikasi dari sumber penyakit tersebut. 2)memprediksi jumlah & distribusi kejadian penyakit / masalah kesehatan pada populasi tertentu. Jelas di tuliskan untuk memprediksi berarti memperkirakan jumlah vektor dan sejauh mana vektor tersebut dapat mendistribusikan penyakit dalam suatu populasi. Sehingga didapatkan luas daerah penyakit tersebut dan meninjau warga lain yang memungkinkan untuk terserang penyakit tersebut.

3)menggambarkan frekuensi, distribusi, pola, kecenderungan kejadian penyakit dan status kesehatan. Setelah mendapatkan hipotesis berupa prediksi, dapat di gambarkan frekuensi dan pola kecenderungan terjadinya wabah penyakit tersebut. Sehingga dapat menentukan strategi dalam menyelesaikan masalah kesehatan tersebut. 4)mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi. Ini merupakan akhir dari tujuan penerapan epidemiologi. Setelah mendapatkan data – data yang diperlukan, di harapkan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah kesehatan di suatu populasi. Solusi yang diberikan haruslah dapat mengendalikan penyebaran suatu penyakit sehingga penyakit tersebut tidak menyebar atau semakin meluas.

Peranan epidemiologi dalam memecahkan masalah kesehatan di masyarakat, contohnya dlam kejadian luar biasa demam berdarah. Seperti yang telah di utarakan dalam tujuan mempelajari epidemiologi. Langkah awal, kita harus mampu mencari tahu sumber penyakit demam berdarah, seperti ciri – ciri vektornya ( morfologi, habitat, kebiasaan, dll ). Contohnya penyakit demam berdarah ini ditularkan oleh vektor berupah nyamuk Aedes aegypti.

Vektor ini biasa hidup di daerah beriklim tropis, seperti Indonesia. Nyamuk in bersifat antropofilik atau senang sekali dengan manusia. Hanya nyamuk betina yang mengigit manusia. Biasanya di dalam rumah, terkadang juga diluar rumah. Nyamuk betina biasanya menggigit di siang hari sapi petang hari. Puncaknya setelah matahari terbit, sekitar pukul 08.00 – sampai 11.00 dan sebelum matahari tenggelam, antara pukul 15.00 sampai 17.00.

Penyakit Demam berdarah sering muncul pada saat musim penghujan. Penularan demam berdarah terjadi akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. betina yang sudah membawa virus dari ( dari famili flaviridae) dari penderita demam berdarah lain. Ciri morfologi dari nyamuk ini adalah skutum Aedes aegypti berwarna hitam dengan strip putih yang sejajar dibagian dorsal tengah yang diapit oleh dua garis melengkung berwarna putih, seperti yag ditunjukan oleh gambar dibawah ini.




Dan tempat tinggal nyamuk Aedes aegypti. didaerah gelapdan lembab. Nyamuk tersebut mempunyai dua habitat yaitu aquatic (perairan) untuk fase pradewasanya (telur, larva dan pupa), dan daratan atau udara untuk serangga dewasa. Walaupun habitat imago di daratan atau udara, namun juga mencari tempat di dekat permukaan air untuk meletakkan telurnya. Bila telur yang diletakkan itu tidak mendapat sentuhan air atau kering masih mampu bertahan hidup antara 3 bulan sampai satu tahun. Masa hibernasi telur-telur itu akan berakhir atau menetas bila sudah mendapatkan lingkungan yang cocok pada musim hujan untuk menetas. Terlur itu akan menetas antara 3 – 4 jam setelah mendapat genangan air menjadi larva.

Habitat larva yang keluar dari telur tersebut hidup mengapung di bawah permukaan air. Perilaku hidup larva tersebut berhubungan dengan upayanya menjulurkan alat pernafasan yang disebut sifon menjangkau permukaan air guna mendapatkan oksigen untuk bernafas. Habitat seluruh masa pradewasanya dari telur, larva dan pupa hidup di dalam air walaupun kondisi airnya sangat terbatas. Dengan pola pemilihan habitat dan kebiasaan hidup imago tersebut Ae. aegypti dapat berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air.

Cara penularan virus DBD adalah melalui cucukan stilet nyamuk Aedes betina terhadap inang penderita DB. Darah yang diambil dari inang yang menderita sakit mengandung virus DBD, kemudian berkembang biak di dalam tubuh nyamuk sekitar 8 -10 atau sekitar 9 hari. Setelah itu nyamuk sudah terinfeksi virus DBD dan efektif menularkan virus. Apabila nyamuk terinfeksi itu mencucuk inang (manusia) untuk mengisap cairan darah, maka virus yang berada di dalam air liurnya masuk ke dalam sistem aliran darah manusia. Setelah mengalami masa inkubasi sekitar empat sampai enam hari, penderita akan mulai mendapat demam yang tinggi.

Setelah mendapatkan data – data seperti diatas, kita mangidentifikasi para penderita. Identifikasi ini berupa mengetahui jarak tempat tinggal antara panderita satu dengan penderita lain serta lingkungan disekitar penderita. Hal ini untuk mengetahui jarak terbang vektor penyakit demam berdarah. Langkah selanjutnya, Menggambarkan pola distribusi penyakit demam berdarah. Hal ini bertujuan untuk menentukan luas area penyakit demam berdarah dan daerah yang berpotensi untuk teserang wabah demam berdarah, serta menentukan faktor – faktor penyebab wabah demam berdarah.

Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah. Beberapa diantaranya adalah faktor inang ( host ), faktor lingkungan ( enviroment ), faktor penular ( vektor ), serta patogen ( virus ). Faktor inang menyangkut kerentanan dan imunitasnya terhadap penyakit, sedangkan faktor lingkungan menyangkut kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim), kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk), dan jenis dan kepadatan nyamuk sebagai vektor penular penyakit tersebut. Menurut Suwarja (2007) kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti yang diukur melalui kepadatan jentik dan jumlah kontener sangat nyata pengaruhnya terhadap kasus penularan DBD. Meningkatnya kasus tersebut terkait erat dengan buruknya sanitasi lingkungan di daerah kejadian (kasus di Kota Semarang).

Dan langkah terakhir adalah menentukan pemecahan masalah yang tepat untuk penyakit demam berdarah. Pemecahan masalah yang tepat dapat memberikan harapan yang besar akan terselesainya masalah kesehatan di masyarakat. Dlam kasus demam berdarah, kita dapat menerapkan program 3M plus di wilayah tersebut. Ini bertujuan untuk membunuh larva – larva vektor. Suatu kegiatan yang sia – sia jika larva – larva ini tidak dibasmi. Karena fogging saja tidak cukup untuk membasmi vektor – vektor demam berdarah. Yang terpenting adalah perubahan perilaku masyarakat yang menuju kearah hidup bersih dan sehat, terutama dalam masalah imunitas.

Dapat disimpulkan peranan epidemiologi, dalam masalah kesehatan di masyarakat adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan dalam menyelesaikan masalah demam berdarah di suatu wilayah. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah kesehatan selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana pola penyebaran penyakit demam berdarah, serta kapan penyebaran penyakit tersebut terjadi.

Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran penyakit serta bilamana masalah kesehatan tersebut terjadi.

Rabu, 06 Oktober 2010

Mari berbLoGger agY...

Banyak akun-akun baru yang bermunculan di dunia internet. Dan semua akun tersebut membuat masyarakat menjadi kecanduan akan kehadirannya. Sebut saja salah satu aplikasi yang masih membuat masyarakat heboh,yaitu Facebook. Akun ini banyak diminati oleh kalangan baik kalangan anak-anak, remaja, atau bahkan kalangan orang tua.
Mereka memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam menggunakan facebook. Adanya sebagai sarana pertemanan, ada yang menggunakan sebagai sarana perdagangan, adanya hanya sekedar untuk bermain-main.
Tak hanya facebook yang membuat candu di masyarakat. akun Twitter pun di banjiri oleh orang-orang yang ingin bergabung. Jujur saja, saya belum mahir dalam mengelola akun ini. BAgi saya akun ini terlalu rumit. Bahkan teman saya yang hobi ber internetan mengakui akan kerumitan akun twitter.
Nah, kali ini saya kembali teringat akan akun blogger. Saya lupa jika saya memiliki akun ini. Jarang membuat tulisan-tulisan yang bermutu jadi saya jarang menggunakan akun ini. tujuan awal saya membuat pun karena tugas semasa saya SMA. Kali ini terulang kembali, karena tugas suatu mata kuliah saya jadi membuka kembali akun blog saya. Untungnya akun ini tidak diblockir oleh pengelolanya. Karena jika diblockir, saya harus kembali bersusah panyah membuat akun ini lagi.
Postingan nggak bermutu ini memang sengaja saya buat untuk menambah postingan-postingan di blog saya.